Okay
guys, kali ini aku share pengalaman lomba KDMI 2019 tingkat Yogyakarta. Lomba
ini kaya yang aku jelasin sebelumnya, debat bahasa indonesia. Lomba ini diadain
di Griya Persada Hotel and Convention di Kaliurang. Well. Agak jauh sih dari
kampus sih, karena kan ISI daerah selatan sedangkan tempat lomba kita ada di
jogja kota. Lomba ini diadain tanggal
23-25 April 2019 and.. otomatis aku nggak kuliah di tanggal itu padahal banyak
ujian dan materi yang harus dikejar. Tapi gavava, sekali-kali hehe
Sebelum
lanjut, aku bakal kasih tau tim kdmi 2019 dari ISI tuh siapa aja. Pembicara
pertamanya kak Ocha, anak DKV angkatan 17. Terus pembicara keduanya Krisna, DKV
angkatan 18. Pembicara ketiganya aku, terus ada N1 istilahnya kaya adjudicator
gitu namanya Aldi anak Despro angkatan 18. Despro itu desain produk guys, salah
satu prodi di fakultas seni rupa. Gabung sama mereka sebenernya asik aja sih,
cuma ada satu hal yang nggak enak. Kalau mereka ngobrolin matkul, kuas, cat,
nah aku nggak paham secara aku anak musik sendiri disitu hmm..
Kami
rencana berangkat jam 5 dari kampus. Pagi banget ya?? Eitsss.. nggak sepagi itu
ferguso. Biasalah jam orang Indonesia, selalu molor. Yang tadinya rencana
berangkat jam 5 akhirnya berangkat jam 6. Wel, sebenernya itu ngeselin sih
karena aku udah bangun pagi tapi ternyata berangkatnya molor. Oke deh, dibikin
santai. Kami berangkat kesana naik grab car dengan biaya 150 ribu. Mahal nggak
sih? Kalau menurutku sih mahal-mahal enggak gitu hehe, soalnya tempatnya emang
jauh sih. Setelah sampai kami nggak langsung check in soalnya jadwal check in
jam 4 sore. Kami harus debat prelim 3 ronde dulu baru bisa check in. Sampai
disana ada beberapa pengarahan singkat terus langsung bagi mosi, lawan debat
sama posisinya.
Debat
pertama, kami ketemu Akademi Analis Kesehatan Manggala. Sebenernya aku
deg-degan juga sih, soalnya aku belum pernah latian bareng tim. Apalagi nggak
tahu, tim lawannya kaya apa. But, terjang aja. Aku kerjain sebisaku. Mosi buat
debat ini adalah, pemerintah menyesalkan tren diskusi politik di sosial media.
Posisi kami jadi oposisi, otomatis kita nggak setuju sama mosi itu. Well debat
ini lumayan gampang sih buat aku. Lawan nggak terlaul berat dan kagetnya lagi,
aku bisa ngomong 7 menit hahaha. Padahal pas seleksi aku cuma ngomong 4 menit
aja dan itu meurutku udah lama banget. Ternyata bukan cuma aku aja, temen-temen
yang lain juga sama. Mereka baru kali ini bisa sampai 7 menit padahal
sebelumnya pas latihan nggak nyampe segitu. Akhirnya di debat pertama ini, kita
yang menang. Yuhuuuu....
Setelah
debat ada coffe break dulu sambil nunggu semuanya selesai. Oh iya di debat
pertama ini, kita ketemu LO paling asik namanya Fajar anak Amikom. Beda sama LO
lain yang diem-diem aja, LO yang ini lebih suka ngobrol jadi menurutku lebih
seru.
Lanjut
debat kedua, kali ini kita lawan UII dan ini susah guys. Yakin deh.. mosinya
juga susah sih di debat ini. Mosinya itu pemerintah akan memberikan hak veto
kepada aktivis lingkungan tentang regulasi lingkungan hidup. Hmmm... dari
mosinya aja aku nggak terlalu paham maksudnya. Apalagi kita anak ISI yang nggak
terlalu peduli hukum, mosi ini nyebelin. Di debat ini posisi kitra jadi tim
pemerintah otomatis kita setuju sama mosi ini.. dan bener guys di debat kedua
kita kalah.
Move
on dari kesedihan debat ke dua, abis cofee break lanjut debat ketiga. Di debat
ini kita ketemu AMAYO. Nggak tau deh kepanjangannya apa. Mosi di debat ini
tentang pendidikan.. lumayan gampang sih hehe. Mosinya adalah institusi
pendidikan harus memprioritaskan pencapaian akademik dibanding eksplorasi
kebahagiaan. Gampang ini mah.. dan di debat kali ini spesialnya adalah kita
ambil contoh bukan dari kasus manapun tapi dari kehidupan mahasiswa seni. Yup,
karena posisi kita jadi oposisi dan kita punya statement gini nih “pencapaian
akademik tidak mempengaruhi kesuksesan, orang bisa sukses dengan meningkatkan
skill di bidang yang ia suka” contohnya... seniman. Di debat kali ini, kita
menang lagi, jadi buat prelim kita menang dua kali kalah sekali.
Well,
dari 22 tim peserta cuma diambil 8 untuk babak perempat final dan diambil 2
buat mewakili jogja ke tingkat nasional. Sorenya, langsung ada pengumuman 8
besarnya. Hmm.. so sad karena ISI nggak lolos 8 besar. Kampus kita ada di
urutan 11. Nggak tinggi banget, tapi juga nggak rendah banget. Aku sama
temen-temen sadar sih, karena kita jarang latihan duh apalagi aku yang ikut
lomba modal nekat sama pengalaman waktu SMA aja hahaha. Nggak lama-lama sih
sedihnya, karena kita udah bawa tugas masing-masing jadi abis itu kita nugas
nih sambil menikmati fasilitas hotel haahaha.
Pengalaman baru buat modal kedepannya. Aku nggak nyesel, sedih atau malu karena ikut lomba ini. Justru aku seneng karena yang kaya gini nggak akan aku dapet di matkul maupun lewat dosen. Intinya bersyukur. Okay.. see you !!