Tuesday, April 30, 2019

Ikutan KDMI 2019 #2




Okay guys, kali ini aku share pengalaman lomba KDMI 2019 tingkat Yogyakarta. Lomba ini kaya yang aku jelasin sebelumnya, debat bahasa indonesia. Lomba ini diadain di Griya Persada Hotel and Convention di Kaliurang. Well. Agak jauh sih dari kampus sih, karena kan ISI daerah selatan sedangkan tempat lomba kita ada di jogja kota.  Lomba ini diadain tanggal 23-25 April 2019 and.. otomatis aku nggak kuliah di tanggal itu padahal banyak ujian dan materi yang harus dikejar.  Tapi gavava, sekali-kali hehe

Sebelum lanjut, aku bakal kasih tau tim kdmi 2019 dari ISI tuh siapa aja. Pembicara pertamanya kak Ocha, anak DKV angkatan 17. Terus pembicara keduanya Krisna, DKV angkatan 18. Pembicara ketiganya aku, terus ada N1 istilahnya kaya adjudicator gitu namanya Aldi anak Despro angkatan 18. Despro itu desain produk guys, salah satu prodi di fakultas seni rupa. Gabung sama mereka sebenernya asik aja sih, cuma ada satu hal yang nggak enak. Kalau mereka ngobrolin matkul, kuas, cat, nah aku nggak paham secara aku anak musik sendiri disitu hmm..

Kami rencana berangkat jam 5 dari kampus. Pagi banget ya?? Eitsss.. nggak sepagi itu ferguso. Biasalah jam orang Indonesia, selalu molor. Yang tadinya rencana berangkat jam 5 akhirnya berangkat jam 6. Wel, sebenernya itu ngeselin sih karena aku udah bangun pagi tapi ternyata berangkatnya molor. Oke deh, dibikin santai. Kami berangkat kesana naik grab car dengan biaya 150 ribu. Mahal nggak sih? Kalau menurutku sih mahal-mahal enggak gitu hehe, soalnya tempatnya emang jauh sih. Setelah sampai kami nggak langsung check in soalnya jadwal check in jam 4 sore. Kami harus debat prelim 3 ronde dulu baru bisa check in. Sampai disana ada beberapa pengarahan singkat terus langsung bagi mosi, lawan debat sama posisinya.

Debat pertama, kami ketemu Akademi Analis Kesehatan Manggala. Sebenernya aku deg-degan juga sih, soalnya aku belum pernah latian bareng tim. Apalagi nggak tahu, tim lawannya kaya apa. But, terjang aja. Aku kerjain sebisaku. Mosi buat debat ini adalah, pemerintah menyesalkan tren diskusi politik di sosial media. Posisi kami jadi oposisi, otomatis kita nggak setuju sama mosi itu. Well debat ini lumayan gampang sih buat aku. Lawan nggak terlaul berat dan kagetnya lagi, aku bisa ngomong 7 menit hahaha. Padahal pas seleksi aku cuma ngomong 4 menit aja dan itu meurutku udah lama banget. Ternyata bukan cuma aku aja, temen-temen yang lain juga sama. Mereka baru kali ini bisa sampai 7 menit padahal sebelumnya pas latihan nggak nyampe segitu. Akhirnya di debat pertama ini, kita yang menang. Yuhuuuu....

Setelah debat ada coffe break dulu sambil nunggu semuanya selesai. Oh iya di debat pertama ini, kita ketemu LO paling asik namanya Fajar anak Amikom. Beda sama LO lain yang diem-diem aja, LO yang ini lebih suka ngobrol jadi menurutku lebih seru.

Lanjut debat kedua, kali ini kita lawan UII dan ini susah guys. Yakin deh.. mosinya juga susah sih di debat ini. Mosinya itu pemerintah akan memberikan hak veto kepada aktivis lingkungan tentang regulasi lingkungan hidup. Hmmm... dari mosinya aja aku nggak terlalu paham maksudnya. Apalagi kita anak ISI yang nggak terlalu peduli hukum, mosi ini nyebelin. Di debat ini posisi kitra jadi tim pemerintah otomatis kita setuju sama mosi ini.. dan bener guys di debat kedua kita kalah.

Move on dari kesedihan debat ke dua, abis cofee break lanjut debat ketiga. Di debat ini kita ketemu AMAYO. Nggak tau deh kepanjangannya apa. Mosi di debat ini tentang pendidikan.. lumayan gampang sih hehe. Mosinya adalah institusi pendidikan harus memprioritaskan pencapaian akademik dibanding eksplorasi kebahagiaan. Gampang ini mah.. dan di debat kali ini spesialnya adalah kita ambil contoh bukan dari kasus manapun tapi dari kehidupan mahasiswa seni. Yup, karena posisi kita jadi oposisi dan kita punya statement gini nih “pencapaian akademik tidak mempengaruhi kesuksesan, orang bisa sukses dengan meningkatkan skill di bidang yang ia suka” contohnya... seniman. Di debat kali ini, kita menang lagi, jadi buat prelim kita menang dua kali kalah sekali.

Well, dari 22 tim peserta cuma diambil 8 untuk babak perempat final dan diambil 2 buat mewakili jogja ke tingkat nasional. Sorenya, langsung ada pengumuman 8 besarnya. Hmm.. so sad karena ISI nggak lolos 8 besar. Kampus kita ada di urutan 11. Nggak tinggi banget, tapi juga nggak rendah banget. Aku sama temen-temen sadar sih, karena kita jarang latihan duh apalagi aku yang ikut lomba modal nekat sama pengalaman waktu SMA aja hahaha. Nggak lama-lama sih sedihnya, karena kita udah bawa tugas masing-masing jadi abis itu kita nugas nih sambil menikmati fasilitas hotel haahaha.

Pengalaman baru buat modal kedepannya. Aku nggak nyesel, sedih atau malu karena ikut lomba ini. Justru aku seneng karena yang kaya gini nggak akan aku dapet di matkul maupun lewat dosen. Intinya bersyukur. Okay.. see you !!

Tuesday, April 23, 2019

Ikutan KDMI 2019 #1




Okay, halo guys!! Kali ini aku nggak akan bahas tentang serba-serbi kampus maupun kehidupan kuliah di Isi Yogyakarta. Kali ini aku akan share pengalaman ku ikut KDMI, Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia 2019.

Berawal dar seleksi debat bahasa inggris buat mahasiswa yang basa disebut NUDC, National University Debate Competition yang diadaiin di rektorat baru lantai 3. Awalnya aku ikut karena pengen nyoba aja sih. Waktu SMA aku kan pernah debat bahasa inggris, ya siapa tau kali ini masuk pikirku. Lumayan juga sih buat nambah pengalaman. Dengan persiapan ala kadarnya.. eh kayanya nggak ada persiapan apa-apa deh hehe akhirnya aku memberanikan diri buat dateng ke rektorat dan ikut seleksi. Menurutku seleksinya lumayan ketat sih, karena banyak juga yang ikut.

Sampai sana, aku debat putaran pertama. Alhasil, karena nggak ada persiapan apa-apa aku ngerasa kurang waktu nyampein argumen terus manner nya juga nggak bagus. Banyak berhentinya, nggak lancar waktu ngomong, banyak argumen yang kelupaan juga. Disitu aku udah hopeless dan firasat ku bilang aku nggak akan lolos ataupun masuk tim NUDC. Akhirnya seminggu kemudian baru diumumkan mahasiswa yang lolos NUDC buat tingkat Yogyakarta dan bener aja guys aku nggak lolos hehehe. Ada sedikit rasa sedih sih, karena gimanapun aku sebenernya pengen ikut tapi kalau faktanya emang banyak yang lebih bagus dari aku otomatis mereka yang dipilih dong. Akhirnya aku coba nenangin diriku sendiri, dan anggap seleksi itu sebagai sebuah pengalaman. Mungkin tahu depan bisa, pikirku.

Setelah aku udah move on hehe.. maksudnya aku udah lupa tentang NUDC bahkan nggak kepikiran lagi tentang itu, salah satu dosen pembimbingnya chat aku nawarin ikut KDMI. Alasannya adalah ada salah satu anggota yang mengundurkan diri, karena waktunya mepet jadi dosen itu cari pengganti yang udah punya pengalaman debat terus akhirnya nawarin aku. Waktu itu aku sama sekali nggak ada gambaran KDMI itu apa, terus sistem debatnya kaya apa, bakal di tempatin jadi pembicara ke berapa, pokoknya aku waktu itu nggak paham lah KDMI itu bakal kaya apa. Ditambah lagi, ini pertaama kali ISI ikut lomba ini, jadi bener-bener belum ada gambaranh apa-apa. Istilahnya ngawang gitu.

Nah walaupun dosen itu hubungi aku dan langsung nawarin aku masuk tim debat Bahasa Indonesia ternyata masih ada seleksinya lagi, karena ada satu mahasiswa lain yang juga tertarik. Okay, akhirnya diadakan seleksi lagi. Tapi kali ini aku udah tau mosi atau permasalahannya dan udah dikasih waktu longgar buat bikin argumennya jadi lebih gampang dibanding seleksi NUDC. Seleksi ini lagi-lagi diadain di rektorat tapi kali ini di lobi rektorat bukan di lantai 3 lagi. Mosi buat seleksinya cukup susah sih menurut aku yaitu, pemerintah bakal kasih repatriasi ke mantan anggota ISIS. Buat aku yang sebenernya nggak terlalu tertarik sama mosi ini, agak susah buat cari argumen dan bentuk kerangka berpikirnya apalagi aku udah lama nggak debat. But, aku tetep berusaha cari argumen. Waktu buat ngomong cukup lama yaitu 7 menit 20 detik tapi waktu seleksi aku cuma ngomong 4 menit hahaha dan itu menurut aku udah lama banget hahaha.

Di akhir debat memang nggak langsung dikasih tau yang lolos siapa, tapi dosen berunding dulu dan aku pulang duluan. Sampai kos, ada chat masuk dari Bu Wid, dosen pembimbing debat kasih tau kalau aku masuk tim debat. Waktu kutanya lombanya kapan ternyata lomba tanggal 23-25 April. Disitu aku agak kaget sih karena sebenernya aku pengen pulang sampai tanggal 22 buat rayain paskah tapi karena debat ini aku akhirnya nggak jadi pulang dan golput hehehe.

Jadi itu guys, gimana aku bisa masuk tim KDMI ISI Yogyakarta 2019 dan ikut lombanya. Next aku bakal post tentang kaya apa sih lomba KDMI itu. See you!!

Sunday, April 21, 2019

Penciptaan Musik Belajar Apa?




Hi again guys! Kali ini aku bakal bahas mata kuliah apa aja yang bakal ditempuh di prodi Penciptaan Musik alias komposisi musik. Yup, karena fokus kita ke musik jadi banyak mata kuliah yang pastinya berhubungan dengan musik. Sama halnya kuliah kedokteran pasti yang dibahas masalah kesehatan, organ-organ tubuh, obat-obatan. Eitss.. walaupun kuliah musik kita masih tetep dapet kuliah umum kok.  Terus di prodi ini, banyak juga mata kuliah berjenjang. Apa sih mata kuliah berjenjang itu? Terus pa aja sih mata kuliah wajibnya? Check it out!

1.        Mata Kuliah Wajib atau Mata Kuliah Umum
Well, nggak jauh beda dari kampus lainnya di ISI juga ada mata kuliah yang wajib ditempuh mahasiswa. Mata kuliah ini terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Filsafat Pancasila, Kewarganegaraan, dan Pendidikan Agama. Mata kuliah umum ini biasanya ditempuh di semester awal khususnya prodi penciptaan musik. Pengalaman ku sih, pendidikan agama sama kewarganegaraan itu diambil pas semester 1 sedangkan bahasa Indonesia sama Filsafat Pancasila itu diambilnya pas semester 2. Untuk bahasa Inggris, prodi komposisi biasanya semester 4 tapi ada juga yang ambil pas semester 2. Yah.. asal nggak barengan sama jadwal kuliah lainnya.

Rata-rata mata kuliah ini gampang kok guys yang agak rumit biasanya adalah filsafat pancasila. Ya namanya juga filsafat guys jadi harus mikir keras karena pemikirannya bukan cuma dari sudut pandangnya mahasiswa aja. Kadang di mata kuliah ini banyak muncul pertanyaan nggak terduga. Terus bedanya kewarganegaraan sama filsafat pancasila apa? Kalau kewarganegaraan itu lebih membahas ke gimana mahasiswa jadi warga negara yang baik terus apa aja kontribusi sebagai seniman buat negara. Kalau filsafat pencasila itu lebih membahas tentang pemahaman pancasila gitu. Terus, mata kuliah kewarganegaraan sama filsafat pancasila ini beda banget sama waktu SMA loh. Disini mahasiswa nggak hafalin pasal-pasal kaya waktu SMA. Tapi soal-soal yang diajukan biasanya bentuk analisis jadi nggak akan ada di internet maupun di buku. Soal-soalnya bentuk pemahaman gitu.

2.        Mata Kuliah Berjenjang
Mata kuliah berjenjang ini maksudnya mata kuliah yang ada tingkatannya misalnya nih di prodi komposisi ada mata kuliah Sejarah Musik I waktu semester 1, terus nanti ada Sejarah Musik II di semester selanjutnya, nah Sejarah Musik III bakal ditempuh di semester 3. Mata kuliah kaya gini agak menyulitkan sih, karena kalau kita nggak lulus kita nggak bisa ngambil mata kuliah tingkat atas nya dan harus nunggu tahun depan buat ngulang. Jadi kita hilang banyak waktu kalau sampai mata kuliah berjenjang ada yang nggak lulus. Parahnya lagi di prodi komposisi, mata kuliah berjenjangnya nggak cuma satu. Mata kuliah Komposisi, Orkestrasi, Harmoni, Kontrapung, Solfeggio dan Teori Musik termasuk mata kuliah berjenjang. Kebayang kan harus seserius apa kuliahnya. Inilah yang kadang bikin mahasiswa lama lulusnya.
  
3.      Mata Kuliah Prasyarat
Mata kuliah prasyarat berbarti mata kuliah ini jadi syarat untuk menempuh mata kuliah lain di semester selanjutnya. Mata kuliah kaya gini cukup menyulitkan juiga sih guys, karena disini mata kuliah prasyarat nggak cuma satu. Misalnya nih waktu aku semester 1, mahasiswa wajib lulus teori musik I sama solfegio I supaya waktu semester 2 bisa ambil mata kuliah komposisi dasar. Kalau salah satu nggak lulus gimana? Ya terpaksa ngulang mata kuliah yang nggak lulus itu ditambah nggak bisa ambil komposisi pas semester 2. Agak rumit ya? Ya memang sih gini nih kuliah di kampus seni hehehe

4.        Mata kuliah independen
Sebenernya istilah independen aku buat sendiri sih hahaha maksudnya buat mata kuliah yang berdiri sendiri yang misal cuma 2 sks. Di prodi komposisi ada beberapa mata kuliah yuang independen gini, misalnya akustik organologi, pengetahuan karawitan, dramaturgi, estetika musik, kajian musik dunia dan metodologi penelitian. Mata kuliah kaya gini nih yang biasanya bisa diambil sebelum jadwalnya. Misal pengetahuan karawitan yang harusnya semester 4 tapi aku ambil di semester 2 ini karena nggak ada syarat apa-apa buat ngambil matkul itu, yang penting jadwalnya nggak bareng sama mata kuliah lain.

Ok cukup buat post kali ini ya.. next aku bakal post cerita yang lebih menarik. Ditunggu ya!!