Allo!! Setelah beberapa hari nggak kirim post baru,
kali ini aku bakal review salah satu konser musik yang diadain di kampus ISI. Yup
hari jumat kemarin, 10 Mei 2019 ada konser SEMAR#2 alias Seri Musik Kamar di
auditorium musik ISI. Konser ini menampilkan enam repertoar dengan instrumen
yang berbeda. Jadi, konser ini bukan konser untuk satu jenis intrumen aja.
Repertoar pertama ada Capriccio no.1 dalam d minor ,
Op.2 dari Friedrich Hermann. Repertoar ini di mainkan tiga violin. Setahuku
sih, temen seangkatan yang main di penampilan pertama ini cuma Vava yang pegang
violin 1. Overall, repertoar ini dimainkan emosional banget. Emosional bukan
maksudnya marah-marah ya guys. Dinamik sama rasa nya kena banget sih.
Menurutku, violin 1 paling mendominasi mungkin karena violin 1 biasanya pegang
melodi utama. Bagian yang menurutku paling emosional adalah closingnya. Buat
aku penampilan ini keren.
Repertoar kedua yaitu Oblivion dari Astor Piazolla,
bagian gitar klasik nih yang main seniorku kak Yudha sama kak Tito. Gitar 1 nya
kak Yudha, gitar 2 nya kak Tito. Setahuku, kak Yudha main melodi utama nya kak
Tito main iringannya. Penampilan kedua
ini nggak terlalu emosional, lebih santai. Buat aku, Oblivion ini manis dan
enak di denger. Durasi penampilan kedua ini lebih pendek dibanding penampilan
pertama.
Penampilan ketiga kembali ke format trio yaitu
piano, violin sama cello. Repertoar yang dibawakan adalah Trio Piano, Violin
dan Cello no 1 in B major dari Johannes Brahms. Di penampilan ketiga ini
pianisnya temen seangkatanku juga, Josephine.
Menurutku, repertoar ketiga ini romantis. Nada-nada awalnya mirip-mirip
soundtrack drama korea gitu hehe Penampilan kali ini juga emosional, apalagi
viloinnya. Setauku ada bagian yang diulangi dan dimainkan lebih emosional.
Durasi penampilan ketiga ini paling lama dibanding penampilan yang lainnya.
Penampilan selanjutnya ada duet vokal. Sopran sama
tenor. Repertoar yang dinyanyikan adalah All I Ask Of You dari Andrew Lloyd
Webber. Dari judulnya aja udah ketauan ya ini lagu suasanannya romantis. Suara
soprannya manis banget, kalo suara cowoknya sih aku nggak terlalu suka. Kurang
berat (kan suaranya tenor bukan bass -_-) hehehe. But overall, duetnya romantis.
Penampilan selanjutnya, dalam format kuartet gesek
yang membawakan Kuartet Gesek no 6 dalam F minor, Op.80 karya Felix
Mendelssohn. Penampilan kali ini dimainkan juga oleh alumni. Ada dua alumni
yaitu Nonni Betania yang pegang violin 1 sama Elgar Putrandhra yang pegang
violin 2. Nggak jauh dari penampilan instrumen gesek lainnya, repertoar ini juga
dimainkan dengan emosional dan keren banget. Kayanya sih udah pada pro semua
playernya.
Well, penampilan terkahir adalah penampilan yang
paling aku suka. Kalau dari tadi repertoar yang dibawakan bau-bau klasik gitu
kali ini beda. Lagu berirama samba dari komponis Brazil Zequinha de Abreau yang
berjudul Tico-Tico No Fuba dimankan dengan instrumen bass, elektrik piano, dan
drum. Sayangnya, piano yang dipakai grand piano bukan elektrik piano jadi kurang
kedengeran dan akhirnya dominan drum nya. Tapi tetep aja yang satu ini kece
parah hahaha.